Seperti apakah ketika nabi muhammad mendidik anak-anaknya kala itu?
Praktik pendidikan Nabi Muhammad SAW pada anak-anak dapat di gambarkan di bawah ini:
1.
Rasulullah senang bermain-main (menghibur) dengan anak-anak dan
kadang-kadang beliau memangku mereka. Beliau menyuruh Abdullah,
Ubaidillah, dan lain-lain dari putra-putra pamannya Al-Abbas r.a. untuk
berbaris lalu berkata, “Siapa yang terlebih dahulu sampai kepadaku akan
aku beri sesuatu (hadiah).” merekapun berlomba-lomba menuju beliau,
kemudian duduk di pangkuannya lalu Rasulullah menciumi mereka dan
memeluknya.
2. Ketika ja’far bin Abu Tholib r.a, terbunuh dalam peperangan
mut’ah, Nabi Muhammad SAW, sangat sedih. Beliau segera datang ke rumah
ja’far dan menjumpai isterinya Asma bin Umais, yang sedang membuat roti,
memandikan anak-anaknya dan memakaikan bajunya. Beliau berkata, “Suruh
kemarilah anak-anak ja’far. Ketika mereka dating, beliau menciuminya.
Sambil meneteskan air mata. Asma bertanya kepada beliau karena telah
mengetahui ada musibah yang menimpanya.
3. “Wahai rasulullah, apa gerangan yang menyebabkan anda
menangis? Apakah sudah ada beritayang sampai kepada anda mengenai
suamiku Ja’far dan kawan-kawanya?” Beliau menjawab, “Ya benar, mereka
hari di timpa musibah.” Air mata beliau mengalir dengan deras. Asma pun
menjerit sehingga orang-orng perempuan berkumpul mengerumuninya.
Kemudian Nabi Muhammad SAW. kembali kepada keluarganya dan beliau
bersabda, “janganlah kalian melupakan keluarga ja’far, buatlah makanan
untuk mereka, kerena sesungguhnya mereka sedang sibuk menghadapi musibah
kematian ja’far.”
4. Ketika Rasulullah melihat anak Zaid menghampirinya, beliau
memegang kedua bahunya kemudian menagis. Sebagian sahabat merasa heran
karena beliau menangisi orang yang mati syahid di peperangan Mut’ah.
Lalu Nabi Muhammad SAW. pun menjelaskan kepada mereka bahwa sesungguhnya
ini adalah air mata seorang kawan yang kehilangan kawannya.
5. Al-Aqraa bin harits melihat Nabi Muhammad SAW. mencium
Al-Hasan r.a. lalu berkata, “Wahai Rasulullah, aku mempunyai sepuluh
orang anak, tetapi aku belum pernah mencium mereka.” Rasulullah
bersabda, “Aku tidak akan mengangkat engkau sebagai seorang pemimpin
apabila Allah telah mencabut rasa kasih sayang dari hatimu. Barang siapa
yang tidak memiliki rasa kasih sayang, niscaya dia tidak akan di
sayangi.”
6. Seorang anak kecil dibawa kepada Nabi Muhammad SAW. supaya di
doakan dimohonkan berkah dan di beri nama. Anak-anak tersebut di pangku
oleh beliau. Tiba-tiba anak itu kencing, lalu orang-orang yang
melihatnya berteriak. Beliau berkata, “jangan di putuskan anak yang
sedang kencing, buarkanlah dia sampai selesai dahulu kencingnya.”
Beliau pun berdoa dan memberi nama, kemudian membisiki orang tuanya
supaya jangan mempunyai perasaan bahwa beliau tidak senang terkena air
kencing anaknya. Ketika mereka telah pergi, beliau mencuci sendiri
pakaian yang terkena kencing tadi.
7. Ummu Kholid binti kho;id bin sa’ad Al-Amawiyah berkata, “Aku
beserta ayahku menghadap Rasululloh dan aku memakai baju kurung (gamis)
berwarna kuning. Ketika aku bermain-main dengan cincin Nabi Muhammad
SAW. ayahku membentakku, maka beliau berkata, “Biarkanlah dia.” Kemudian
beliau pun berkata kepadaku, “bermainlah sepuas hatimu, Nak!
8. Dari Anas, diriwayatkan bahwa Nabi Muhammad SAW. selalu
bergaul dengan kami. Beliau berkata kepada saudara lelakiku yang kecil,
“Wahai Abu Umair, mengerjakan apa si nugair (nama burung kecil).”
9. Nabi Muhammad SAW. melakukan shalat, sedangkan Umamah binti
zainab di letakkan di leher beliau. Di kala beliau sujud, Umamah
tersebut di letakkanya dan bila berdiri di letakkan lagi dil leher
beliau. Umamah adalah anak kecil dari Abu Ash bin Rabigh bin Abdusysyam .
10. Riwayat yang lebih masyhur menyebutkan, Rasulullah perna lama
sekali sujud. dalam shalatnya, maka salah seorang sahabat bertanya,”
Wahai Rasulullah, sesungguhnya anda lama sekali sujud, hingga kami
mengira ada sesuatu kejadian atau anda sedang menerima wahyu. Nabi
Muhammad SAW, menjawab, “Tidak ada apa-apa, tetaplah aku di tunggangi
oleh cucuku, maka aku tidak mau tergesah-gesah sampai dia puas.” Adapun
anak yang di maksud ialah Al-Hasan atau Al-Husain Radhiyallahu Anhuma
11. Ketika Nabi Muhammad SAW. melewati rumah putrinya, yaitu
sayyidah fatimah r.a., beliau mendengar Al-Husain sedang menangis, maka
beliau berkata kepada Fatimah, “Apakah engkau belum mengerti bahwa
menangisnya anak itu menggangguku.” Lalu beliau memangku Al-Husain di
atas lehernya dan berkata, Ya Allah, sesungguhnya aku cinta kepadanya,
maka cintailah dia.
Ketika Rasulullah SAW. sedang berada di atas mimbar, Al-Hasan
tergelincir. Lalu beliau turun dari mimbar dan membawa anak tersebut.
12. Nabi Muhammad SAW. sering bermain-main dngan Zainab binti
Ummu Salamah r.a. beliau memanggilnya, “Hai Zuwainib, hai Zuwainib
berulang-rulang.”
13. Nabi Muhammad SAW. sering berkunjung ke rumah para sahabat
Anshar dan memberi salam pada anak-anaknya serta mengusap kepala mereka.
14. Diriwayatkan, pada suatu hari raya Rasulullah SAW. keluar
rumah untuk menunaikan shalat ID. Di tengah jalan, beliau melihat banyak
anak kecil sedang berman dengan gembira sambil tertawa-tawa. Mereka
mengenakan baju baru, sandal mereka pun tampak mengkilap. Tiba-tiba
pandangan beliau tertuju pada salah seorang yang sedang duduk menyendiri
dan sedang menangis tersedu-sedu. Bajunya kompang-kamping dan kakinya
tiada bersandal. Rasulullah SAW, pun mendekatinya , lalu di usap-usap
anak itu mendekapya ke dadabeliau seraya bertanya, “mengapa kau
menangis, Nak .” Anak itu hanya menjawab, “biarkanlah aku sendiri.” Anak
itu belum tahu bahwa orang yang ada di hadapannya itu adalah Rasulullah
SAW. yang terkenal sebagai pengasih. “Ayahku mati dalam suatu
pertempuran bersama Nabi,” lanjut anak itu. “Lalu ibuku kawih lagi.
Hartaku habis di makan suami ibuku, lalu aku di usir dari rumahnya.
Sekarang, aku tak mempunyai baju baru dan makanan yang enak. Aku sedih
meihat kawan-kawanku bermain dengan riangnya itu.l”
Baginda Rasulullah SAW. lantas membimbing anak tersebut seraya
menghiburnya, “Sukakah kamu bila aku menjadi bapakmu, Fatimah menjadi
kakakmu, Aisyah menjadi ibumu, Ali sebagai pamanmu, Hasan dan Husain
menjadi saudaramu?” Anak itu segera tahu dengan siapa ia berbicara. Maka
langsung ia berkata, “mengapa aku tak suka, ya Rasulullah?” kemudian,
Rasulullah SAW, pun membawa anak itu ke rumah beliau, dan di berinya
pakaian yang paling indah, memandikannya, dan memberinya perhiasan agar
ia tampak lebih gagah, lalu mengajak makan.
Sesudah itu, anak itu pun keluar bermain dengan kawan-kawannya yang
lain, sambil tertawa-tawa sambil kegirangan. Melihat perubahan pada anak
itu, kawan-kawannya merasa heran lalu bertanya, “Tadi kamu menagis,
mengapa sekarang bergembira?” jawab anak itu, tadi aku kelaparan,
sekarang sudah kenyang. Tadi aku tak mempunyai pakaian, sekarang aku
mempunyainya, tadi aku tak punya bapak, sekarang bapakku Rasulullah dan
ibuku Aisyah.” Anak-anak lain bergumam, Wah, andaikan bapak kita mati
dalam perang.” Hari-hari berikutnya, anak itu tetap di pelihara, oleh
Rasulullah SAW. hingga beliau wafat.